Wednesday, November 30, 2011

Seminar Nasional FIM 2011: Muslim Harus Kuasai Teknologi

Bogor – Bertemakan “Dare to be a Muslim Hero : Rising an Islam Empire and Indonesia”, seminar nasional yang merupakan puncak dari Festival Imuan Muslim (FIM) Nasional 2011 dihadiri oleh lebih dari seratus mahasiswa dari bebrapa universitas di Indonesia. Hal ini tentu saja menunjukkan antusiasme mahasiswa terutama muslim untuk mengulang kembali fase-fase kejayaan masa lalu yang masih terkenang. Bertempat di Audit silva pertamina IPB, pada hari munggu 20 November 2011, seminar ini dihadiri oleh dua narasumber yakni bapak Arief Budi Witarto (salah satu peneliti terbaik LIPI) yang mewakili elemen praktisi, juga bapak M. Yamin (dosen IPB) dari elemen akademisi, para peserta dibawa dalam diskusi menarik tentang bagaimana mengembalikan nilai-nilai moral pada penerpan ilmu dan teknologi, sikap terhadap ilmu serta mengenang kembali bagaimana para ilmuan muslim dahulu membangun budaya ilmunya. Sebelumnya pembicara yang juga direncanakan hadir adalah Bapak Anis Matta (Wakil Ketua DPR RI) dari pemerintahan. Namun sangat disayangkan karena tidak dapat hadir pada waktu yang bersangkutan.
Teknologi, kata Pak Arif diibaratkan pedang bermata dua,

Saturday, November 26, 2011

New Year 1433 H

DOA DAN SURAT-SURAT AL-QUR’AN YANG BAIK DIBACA AWAL TAHUN SELAIN DO’A AWAL TAHUN
1. Surah Al Fatihah —————- 1 kali
2. Surah Al Ikhlas —————- 3 kali
3. Surah Al Falq —————- 1 kali
4. Surah An Naas —————- 1 kali
... 5. Surah Yaa Siin —————- 1 kali
Cara membaca Surah Yaa Siin :

1. Pada ayat pertama dibaca 3 kali, dengan diselingi
Shalawat Nabi.

Contoh :

Yaa Siin —–3x lalu baca Allahuma Shali ‘Ala Muhammad Wa ‘Ala Aali
Muhammad.

Diulang sampai 3 kali, lanjutkan pembacaan Surah Yaa Siin ke ayat
berikutnya.

2. Pada ayat Salaamun Qaulam Mirrobbir Rohiim dibaca
3 kali, dengan diselingi membaca Tasbih.

Contoh :

Salaamun Qaulam Mirrobbir Rohiim —-3x lalu baca Subhanallah,
Walhamdulillah, Wala Ilaha Illallah Wallahu Akbar.
Diulang sampai 3 kali, lanjutkan dengan membaca do’a untuk :
§ Mohon ampunan kepada Allah bagi diri dan orang
tua,
§ Mohon agar diberi Taufiq, Hidayah dan Inayah,
§ Mohon diberi ilmu Ladunni (Ilmu yg Bermanfaat),
§ Mohon agar diberi kelapangan rizqi,
§ Do’a-do’a lainnya.
Setelah selesai berdo’a lanjutkan lagi membaca Surah Yaa Siin ke ayat
berikutnya sampai selesai.
3. Setelah selesai membaca Surah Yaa Siin dilanjutkan
dengan membaca Shalawat Nabi sebanyak 21 kali :
Allahuma Shali ‘Ala Muhammad Wa ‘Ala Aali Muhammad… 21 x.
4. Lanjutkan lagi berdo’a dengan membaca ayat 126 s/d 129 pada
Surah Al Baqarah.

Thursday, November 10, 2011

Anak Rantau Jawa

Penggalan kisah perkumpulan anak rantau jawa yang menimba ilmu di tanah bogor. Saling berbagi ilmu dan saling merasakan indahnya berteman. Dan inilah kisah tentangku, tentangmu, dan tentang kita.
Pertama2 izinkan saya memperkenalkan perkumpulan ini dengan rasa bangga di dada, Kabinet JCC Jilid Spiral I (Java Ceria Community). JCC merupakan kelompok belajar yang dikepala sukui oleh Pendi Prasetya (pendi) dengan ajudannya Eric Kristanto (erika), Menteri seterah Irfan Nur Affandi (Irfan), Menteri seni dan Pariwisata Ayub Prisna (ayub), Menteri komunikasi Ika Saputra (Ica), Menteri Luar negeri Ika Syatwa (ika ting), Menteri Agama Peni Fitria (peni), Menteri Pemuda dan olahraga Nurul Dwi Hardini (dince), Menteri keuangan Hani Asri (dea), Menteri Pemberdayaan Masyarakat Desty Putri Sari (desty), dan saya sendiri Farichatul Ivada (vada) sebagai Menteri Pendidikan. Oya, ternyata JCC tidak hanya terdiri dari anak rantau jawa saja loo, namun ada 2 outlier (pencilan = bukan orang Jawa) yaitu Ika Saputra, 19 tahun, Padang. Dia telah sukses menyanyikan lagu tombo ati versi jawa, dan sekarang dia juga suda jago listening bhs Jawanya, good boy. Yang kedua Ika Syatwa, dia anak Lampung, tapi jangan salah kejagoannya dalam berbahasa jawa jangan diragukan lagi sampek kata2 kotor aja dia hapal. Hmm. Itu tadi sedikit tentang JCC dan 2 outlier kita. Kapan-kapan, kita akan mengupas satu per satu karakter dari teman-teman kita ini. Pasti pada penasaran (anggep aja, iya). Sekarang kita fokus ke acara jalan-jalan JCC yang dilakukan beberapa waktu yang lalu.

CHECK IT OUT...
We are presenting kabinet JCC jilid Spiral I in Puncak on 30-31 October 2011
Supported by Andi Fitria's House at Cianjur City

awalnya ide jalan-jalan ini dicetuskan oleh temen kita yang bernama Irfan Nur Affandi, dikarenakan tingkat kebosanannya akan tempat di IPB khususnya Pomi yang begitu tinggi, 'setelah UTS kita kudu harus wajib jalan-jalan ke luar dramaga' katanya. Kami yang melihat muka melasnya dan tau akan penderitaannya (apa emang ? Ahaha), akhirnya sepakat untuk jalan2 ke puncak. Budhaaal meen. Kemudian segenap strategi pun kami luncurkan, mulai dari kendaraan yang mau dipakai pinjem siapa, mau jalan2 kemana, nginepnya dimana, sampai masalah sistem perboncengannya kayak apa juga kami atur strateginya biar selain kita lebih efisien waktu juga bisa efisien dalam pengeluaran. Ahaha. Sebagai seorang anak rantau yang 'cukup' pelit kalo mengeluarkan uang dalam jumlah yang banyak, kami pun dengan rajin setiap minggu menabung ke Menteri Keuangan sebesar Rp2000. Namun karena kendala dalam kendaraan yang kurang memadai (uda pinjem temen tapi tetep kurang) yang mengharuskan kami rental motor untuk dipakai oleh Ika Saputra dan Ayub Prisna, sehingga kami harus menambah iuran lagi. 2 minggu sebelum keberangkatan, kami mengahadapi UTS. Dengan sedikit rasa yang tertahan dan motivasi jalan2 ke puncak, kami semangat untuk menghadapi hari2 UTS. UTS Metstat, Matdis, PMK, PLM, Alin, Algor, Bigjut, dan Akhirnya Kalkulus pun kami lalui dengan perjuangan yang extraordonary. Setiap hari kami selalu belajar bareng, POMI lt 3 dan shelter FMIPA adalah saksi bisu kami pernah di sana, belajar juga diskusi tentang rencana jalan2 ke puncak tapi kami sepakat untuk fokus UTS dulu. Hari H pun datang, dengan berbagai kendala yang cukup berarti sbelumnya (dea ma Andi yang tiba2 pengganti ujian pengamen, trus rental yang uda dipesen motornya tiba2 abis ma motorny rusak), hal ini menggoyahkan rencana kami namun kami tetep optimis melanjutkan rencana. Akhirnya kami pun berangkat ke Cianjur setelah masalah teratasi. Dengan sistem perboncengan : Pendi vs Dea (ini bisa2 si pendi aja, mau sama dea. Piss~v), Ica vs Dince (Ica gk punya Sim, kalo dince punya. Jadi kalo mau ketilang mereka bisa tuker tempat. Bentar aku mau bayangin Ica dibonceng dince dulu. Wkwkw gokil), Irfan vs Andi (no comment), Ayub vs Desty (no comment), Eric vs Uci (gk jadi ngomment de), dan peni vs vada (kasihan ni, bundo gk bisa gantian sama aku soalnya aku gk bisa bawa motor. Tapi TOP BGT buat bundo peni). Oya, Ika Sathwa gk ikut soalnya gak ada motor lagi. Hmm sediih. Berbekal doa yang kami panjatkan bersama sebelum keberangkatan, (30/10 11.39) kami pun langsung tancap gas ke arah bogor kota- - dan persinggahan pertama kami adalah Masjid Attawun (Masjid puncak) untuk sholat Dhuhur sekitar pukul 13.15, sambil melepas lelah setelah perjalanan panjang yang berliku, kemacetan padat merayap, kami pun melanjutkan sesi foto2 tahap 1, di taman masjid sekitar 50an foto tershoot dari tangan Eric dan Dince. Tapi tenang, stok gaya kami masih banyak jadi foto2 yang terambil dijamin memiliki gaya yang beda2 walaupun di tempat yang sama (iyo ta ?). Setelah puas berfoto2, hingga bikin masjid rame oleh kegaduhan kami, perjalanan pun dilanjutkan. The next target was Puncak. Ayo rek. Sekitar pukul 14.30 kami mulai lagi perjalanan, tapi.... Krucul krucuk, perut kami mulai bernyanyi. Mampir makan dulu deh, kami mencari warung pinggir jalan biar dapet yang agak miring harganya. Dan mata kami tertuju pada sebuah warung yaang kami lupa namanya, 9 porsi soto ayam pun kami pesen, 3 orang lainnya pesen makanan yang berbeda. Cukup mengenyangkan. Diselingi sesi foto tahap 2, makanan kami pun habis, nyam nyam nyam. Setelah perut terisi, kami lanjutkan lagi perjalanan. Ternyata sudah pukul 15.30, waktunya sholat ashar. Hunting masjid dulu yuuuk. Oke uda nemu masjid, kami langsung sholat. Setelah semua personel selesai sholat, ada rame2 di luar masjid. Ternyata salah satu pengunjung masjid, ada yg kehilangan dompet. Alhamdulillah cuma uangnya aja yang diambil, gk semua isinya. Kn repot kalo sedompetnya diambil, ya gk ? Buat pelajaran kita sob, bahwa dalam setiap kesempatan kita harus WASPADA WASPADA. Sholat selesai, tanpa dikomando kami langsung chauuuu ke Puncak. PUNCAK, WE'RE COMIIIIIING. Dengan diiringi gerimis, kabut, dan semilir angin rasanya aku noltalgia zaman masi muda (lho kok ?), zaman masi SMA ke Malang, ke Tamandayu uhhh This felt I couldn't imagine before. Pokonya seneeeeng banget kata eric 'vada ngguya ngguyu ae rek, ndek gresik gk enek yo ? Makane seneng' betuuul bgt ric. Naik turun jalan menambah semangat kami berpetualang. Akhirnya kami nyampek di daerah tertinggi di puncak (iya gk se rek ?). Teriakan kami, mengawali kehidupan kami di puncak. Dan momment ini terekam oleh kawan kita yang bernama dince abarai. Foto2 tahap 3 pun kami lakukan. Bak model masuk kota, kami bergaya tanpa batas (baca: no limit). Motto 'Narsis never ending' kayaknya cocok buat kami. Beratus2 foto (lebaii) terambil di titik ini. Mulai dari foto gaya batu, gaya kodok, gaya bebas (dikiranya renang apa..), gaya imut, gaya cool, gaya manis, gaya melayang di udara, dan gaya2 yang tak terdefinisikan oleh kata2, semua dilakukan. Seneeeeng deh pokoknya. Setelah puas bergaya di depan kamera (belum puas aslie, ahah) dan berhubung waktu mau menunjukkan magrib, kami langsung cabut ke rumah Andi. Sempet terjadi adegan pindah penumpang, aku yg awalnya dibonceng bundo peni sekarang ganti jadi penumpangnya Eric terus uci yang tadinya dibonceng Eric, sekarang membonceng bundo (kasihan bundo capek). Tapi cukup kalian tau aja ya, belum sampek 5 menit aku dibonceng Eric, terjadi insiden motor tiba2 gk kuat menaiki tanjakan dan alhasil, kita hampir mau dan akan mundur kebelakang, hwaa was2 dong aku. Untung Eric cekatan langsung 'menjagang' (gk tau bhs indonya yg bener) dengan kakinya jadi aku masih selamat. Suwun ric. Tapi tidak hanya peristiwa ini saja yang menggegerkan dunia permotoran, Ica juga ternyata motornya tiba2 maati waktu mau naik tanjakan, hal ini karena adanya kesalahpahaman antara dia dan motornya (haha ngaco). Terus yang lebih huwaa lagi, Uci yang membonceng bundo, tidak bisa mengendalikan motornya ketika menaiki tanjakan yang juga berbelok ini, dari arah berlawanan ada motor yang lewat tanpa diketahui yang akhirnya membuat uci sedikit menyenggol itu motor. Uci langsung syok. Uh kasihan. Untung jalannya kayak di sawah2 jadi gk terlalu rame. Akhirnya kembali ke posisi semula. Eric sama uci, aku sama bundo. Tapi dari balik itu semua yang paling bikin kami syok adalah di tengah 3 peristiwa menegangkan di tanjakan berbelok tersebut, di puncaknya tanjakan itu ternyata sodara kita Ayub Prisna dengan fotografer desty Putri Sari sedang berfoto2 dengan wajah tanpa dosa. Ahaha minta ditimpuk pake kamera kali tu anak. Setelah peristiwa itu kami jdi berhati2 dan sepanjang perjalanan kami semakin mengagungkan kebesaran Allah. Huwaa, view nya kereeeeeen.
Langsung aja nyampek rumah Andi. Sempet kehujanan waktu masuk gang rumah Andi, tapi cuma bentar soalnya kami langsung buru2 masuk rumah Andi. Permisi om tante, maaf membasahi rumah om dan tante. 'iya gpp, masuk aja' ahaha. Ortunya Andi baeeeeeek banget. Dalam keadaan kedinginan, kami disuguhi teh anget dan roti kering. Uhmm, like it so much. Berhubung suda magrib, kami bergantian sholatnya. Sembari menunggu giliran sholat, foto2 lagi, wkwkw. Habis semua personel sholat dan ngaji kami makan masakan ibunya Andi. Maaf tante ngrepotin. 'iya gpp, makan aja' ahaha. Ujan udah berhenti, waktunya kami menikmati gemerlap malam kota Cianjur. Aseek. Kami berduabelas ditambah najwa keponakan Andi, menyusuri jalan daerah sekitar rumah Andi (padahal mau beli kartu aja, sekompi massa dikerahkan. Ahaha) sepanjang trotoar, aku dan dince menyanyikan beberapa lagu andalan kami, westlife. Cukup menghibur kami berdua, tapi mengganggu orang lain. Ahaha. Setelah ke supermarket membeli kartu, cemilan, dan kopi kami pun balik ke rumah Andi. Kacang dibuka, kopi diseduh, kartu dikocok, serbuuu. Permainan dimulai, cangkulan a.k.a ombean, pokeran, empatsatu, dan tepuk nyamuk kami jabanin sampai tengah malam. Yang kalah harus bersiap dengan olesan bedak dari yang menang. Dan aku adalah salah satu korban dari permainan cangkul, eric desty tak luput dari serangan bedak. Dince, pendi, irfan, eric lagi, dan ayub korban poker. Desty, Andi, Irfan, dan Ayub korban tepuk nyamuk. Yang paling kasihan si desty ma Andi, sampek 3 kali kalah di permainan tepuk nyamuk. Ahaha. Lewat tengah malam, kami ke tempat masing2 untuk tidur. Dadadaa
go on to the next day
Pagi2 kami suda antri mandi, soalnya kami ada janji sama temennya Andi buat nganter kami ke Cibodas biar masuknya bisa gratis #mata berbinar2. pukul 8 lewat banyak, kami berangkat ke Cibodas. Uyeee. My first Adventure in National Park Gunung Gedhe Pangrango was begun. Dari jauh kami lihat pemandangan gunungnya, lumayan tinggi (bagiku tinggi banget). Foto dulu yaa, bantu bantu bantu yaa. Huwiii, jalannya subhanallah banget. Bebatuan mendaki yang panjaaaaaaang banget. Semua perjalanan kami direkam ole Dince, dan artisnya kebanyakan tu aku, jadi gak bakal bosen deh liatnya. Ahaha. Setelah melewati jalan berbatu dan berkayu, nyampek juga di curug cibodasnya. Woooow, subhanallah, kereeen banget. Gk nyesel de udah mendaki sejauh dan setinggi itu dan hasilnya amazing waterfall. 48 jempol de buat curug cibodas (pinjem jempol tangan dan kaki kalian ya meeen). Sudah tak terhitung foto2 yang di take di sini. Edaaaaaan pokoknya, kenarsisannya uda tidak dapat ditolong lagi. Huwahaha. Tapi bagus bagus kok fotonya, gk bosen aku liatnya. Setelah mengkalkulasi waktu biar gak telat sholat dhuhurnya dan sepertinya sudah cukup ada tenaga untuk turun gunung, kami pun menyudahi sesi foto2 tahap ke (berapa ya ?). Perjalanan turun gunung, tidak ada sesi foto karena sudah pada capek semua. Ahahaha sepiiii. Setelah sudah di bawah, kami pun bergegas pulang ke rumah Andi. Nyampek rumah, alhamdulillah banget ibunya Andi menyiapkan makanan buat kita. Ya Allah, pahala tante pasti banyak banget. Soalnya kami bener2 kelaperan cz tadi tidak makan dulu sebelum naik gunung. Keliatan banget pada kelaperan, banyak yang nambah, termasuk aku dan dea. Iya gk de ? Ahaha. Setelah makan, sholat, kami kaum hawa pada tertidur lelap, sedangkan para cowok2 kayaknya liat tipi de. Habis sholat Asar, kami pamit undur diri dari hadapan keluarga besar Andi. Om, tante, nenek, kakak, fadil, puput, ma najwa, kami balik ke bogor dulu ya. Makasii buat segala yang uda dikasih ke kami. 'Tahun baru ke sini lagi ya'. InsyaAllah om. Apa masih berani kita mericuhkan rumah Andi. Tunggu the next JCC's trip. Hehe. Pulang ke bogor, kami tidak berbanyak tingkah. Cukup diem di motor masing2. Menikmati puncak dan kota Cianjur dalam kemacetan. Oyaa, dari sekian cerita, yang tidak disangka2 bakal terjadi adalah ketilangnya Ayub Prisna. Padahal sejak dulu yang ditakutkan ketilang tu si ikca ma eric cz mereka berdua yang gak punya SIM makanya dipasangkan dengan dince uci yang punya SIM. Lha trus knapa dia ketilang ? Itu teh konyol banget, aku ma bundo menyaksikan dengan mata kami sendiri kalo Ayub tu salah jalan yang harusnya belok dia malah lurus dan hal ini tu diharamkan oleh polisi lalu lintas. Alhasil, This is it uang xxxxx kami berikan untuk pak polisi. Menurut pengakuan tersangka (baca: Ayub), 'aku ngelamun bro. Aku ngikuti bapak2 ndek nggarepku. Mlaku lurus. Aku melu sisan'. Trus bapak e ketilang ? 'iyo, ketilang sisan'. Ahaha sedeeeeng ancen. JCC pasal 2, kalo di jalan jangan mudah percaya sama bapak2. Menyesatkan. Ahaha

sepertinya reportase JCC Jalan2 sekian dulu