Berbicara tentang manusia sangat riskan dalam membuat landasan. Karena
kita berbicara tentang landasan manusia namun manusia sendiri yang membahasnya.
Karena itu perlu rujukan yang lengkap
sehingga landasannya bisa kuat yang mencakup segala aspek kehidupan yang
dibutuhkan manusia. Dan semua tercantum dalam Al quran dan As sunnah.
QS. Annisa : 9,
”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak (generasi) yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. Dasar utama
untuk “lahir”nya suatu generasi, Allah sangat menekankan karena diawali dengan
kata “hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak (generasi) yang lemah”, Allah ingin menyampaikan
kepada manusia untuk takut akan
tumbuh generasi lemah karena kodrat
manusia lahir sebagai generasi yang
lemah. Kelemahan tersebut meliputi 3 komponen yang dapat dikembangkan dalam diri
manusia yakni ruhiyah, aqliyah serta
jasadiyah, kemudian dilanjutkan dengan ayat selanjutnya “hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”,
hal iini dimaksudkan agar manusia bisa mengubah hal tersebut dengan ketaqwaan.
Ketika lahir seorang anak belumlah bisa melakukan segala kebutuhan mereka
sendiri, mereka masih menggantungkan diri mereka kepada orang tua yang merawat
mereka. Anak tersebut juga belum bisa
berfikir tentang sesuatu hal sehingga orang tua menjadi tokoh sentral dalam
mengembangkan 3 komponen yang
dimiliki manusia dengan cara yang sesuai dengan fase tumbuh kembangnya. Dengan
cara pengasuhan seperti apakah agar anak yang lahir sebagai anak yang lemah
bisa menjadi generasi perubahan ? Surah
Ali Imran : 114 bisa menjadi rujukannya “Mereka
beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) perbagai
kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh” serta Doa Nabi
Ibrahim yang diabadikan Allah dalam QS. As Shafat : 100 (Rabbi Habli minash-shalihiin-Ya Rabbku anugrahkanlah kepadaku (seorang
anak) yang termasuk orang yang shalih). Sehingga outputnya akan didapatkan anak yang
memiliki ketaqwaan dan keshalehan.
Surat pertama yang turun Allah,
manusia tidak langsung diperintahkan Allah untuk beribadah, jihad dll. Namun
Iqra’=bacalah, hal ini karena Allah ingin menunjukkan agar manusia bisa
berfikir tentang kehidupan dan alam semesta. Meskipun surah ini turun ketika terjadi
kejahilian oleh generasi-generasi terdahulu dan Rasulullah-lah sebagai tokoh
revolusioner yang mengubah generasi tersebut menjadi generasi Rabbani namun
implementasinya bisa juga diterapkan kepada masa sekarang, substansi yang
mendasar pada manusia yakni generasi baru (anak) dengan orang tua sebagai tokoh
revolusioner dapat mengubah anaknya menjadi
agent of change.
Membahas
anak=membahas keluarga
Keluarga
tempat pertama pembentukan karakter. Tempat pendidikan pertama.
Dasar
pengasuhan anak dapat diambil dari kisah Luqman ketika memberi nasehat kepada
anaknya yang diabadikan dalam surah Luqman : 9-12. Intisarinya mengenai :
è
Pengajaran Akidah/Tauhid
è
Pengajaran Ibadah
è
Pengajaran Akhlak
è
Pengajaran Syariah/Muamalah
è
Pengajaran Dakwah
è
Pengajaran hal-hal yang berkenaan dengan
pengemmbangan Ruhiyah, Aqliyah, dan Jasadiyah.
Rumus pola pengasuhan anak terbagi dalam 3 fase 7 tahunan
a.
0-6 th
-
Ada 4 fase :
0-1
Tahun :
Bayi
1-2
Tahuh :
Baduta
2-3
Tahun :
Batita
3-6
Tahun :
pra sekolah
-
Pra 0 : mmenstimulasi hal baik secara pasif
-
0-6 th : penumbuhan kedisiplinan, ex : toilet
training de el el
-
Golden age :
usia penting dalam menstimulasi anak, waktunya tidak terulang usia 1-2 tahun.
-
Pada tahun ini perkembangan otaknya sangat cepat
dan tanggap respon baik atau buruk sehingga usia Baduta sangat efektif dalam
menstimulus anak dalam pemberian contoh yang
baik. Pada golden age ini perlu
pengembangan anak à
pemberian contoh (tahap meniru)
-
Pengarahan karakter dan potensi anak à anak bisa kita jadikan
seolah raja namun tidak berlebihan. Kemauan anak kita salurkan dengan baik
namun jika orang tua ingin mengarahkan potensi anak terhadap sesuatu hal yang
baik maka bisa dilakukan namun pengarahannya
tetap dilakukan secara sederhana dan tidak memaksa.
b.
7-12 th
-
Perlakukan anak seperti “tentara” maksudnya
memperkenalkan anak terhadap norma, kewajiban dan hak.
-
Membiasakan mengajarkan al quran dengan baik dan
benar.
-
Memperkenalkan hak anak terhadap orang tua
(berbakti)
-
Mengenalkan Allah terhadap anak.
-
Mengembangkan percaya diri anak.
-
Pengembangan minat dan bakat
c.
15-22 th
-
Fase remaja awal hingga menuju dewasa
-
Perlakukan anak sebagai sahabat
-
Perlakukan anak sebagai orang dewasa
-
Anak mencari identitas diri (who am I)
-
Orang tua tidak lagi menjadi figur pokok karena
anak sering berada di luar sehingga perlu bonding terhadap mereka
-
Amal sudah dihisab sehingga perlu pemahaman
lebiih mantap lagi terhadap kewajiban kepada Allah
-
Masa pubertas yang pengaruh lingkungan sangat kental
-
Ajarkan anak melakukan pekerjaan rumah tangga
seperti membersihkan kamar, mencuci pakaian dll namun masih dalam taraf
sewajarnya.
-
Melibatkan anak terhadap urusan keluarga ex. Pengambilan
keputusan menyangkut keluarga sehingga anak merasa dihargai pendapatnya serta
kedekatan dan komunikasi akan berjalan dengan baik.
-
Ditunjukkan risalah tokoh2 inspirer
-
Mendorong anak untuk partisipasif
-
Lingkungan sangat berpengaruh maka perlu
pengontrolan teman dan hal-hal yang menjadi point
of interest mereka namun hindari protektif
Hal yang
harus dihindari dalam pengasuhan anak
-
beda pola antara ibu dan ayah sehingga timbul
perselisihan
-
Anak sebagai korban tipi
-
Menyerahkan pengasuhan anak kepada pembantu
-
Berlebihan dalam memberi hukuman dan balasan
-
Mengekang anak terhadap keinginan anak
- Mendidik anak dengan seolah merendahkan dan
menakutinyanya sehingga dapat memunculkan ketidakpercayadirian anak
Hak anak
dalam islam :
1.
Hak hidup à
aborsi sangat tercela
2.
Kewajiban disapih (ibu), memberikan nafkah
(ayah) dan mengasuh anak (orangtua dan ahli waris) à Al baqarah 33
3.
Hak mendapatkan kasih sayang
4.
Kewajiban dalam pendidikan umum dan islami à
At-tahrim
5.
Hak mendapatkan nama yang baik karena nama adalah doa
6.
Kecukupan kebutuhan
7.
dll
Pandangan Islam
terhadap anak :
· Anak perhiasan dunia -- seindah-indahnya dunia adalah
ketika memiliki anak yang shaleh/ah sehingga selalu menyejukkan hati
orangtuanya. Hikmahnya : anak bisa ber-birul walidain kepada orang tua ketika bisa
menjadi muslim/ah yang sholeh/ah.
· Anak sebagai
jaminan akherat --
Karena memiliki anak shaleh/ah dapat mengantarkan orantua ke syurga.
· Anak sebagai aset masa depan umat -- good generation can be the agent
of change for the better life.
Peran mereka dalam dakwah dapat mengubah dunia.
Jumat, 29 Maret 2013
Klikvada
STADIUM GENERAL - AL IFFAH
No comments:
Post a Comment