Wednesday, August 24, 2011

Empat Penjuru Sejuta Warna

Teringat ketika untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di bumi Institut pertanian Bogor. Berbekal ijasah SMA dan surat masuk IPB aku beranikan diri meninggalkan kampung halamanku tercinta di bumi bagian timur (Jawa Timur) ke bumi bagian barat (Jawa Barat). Dilepas dengan beruntai-untai doa, berjuta-juta nasehat dari Ibu dan keluarga juga bapak di'sana' aku relakan diriku ditempa di sebuah Institusi pendidikan yang kelak aku tahu bahwa institusi ini tidak hanya mengajarkanku Ilmu sains saja namun juga ilmu kehidupan yang sarat akan arti kekeluargaan. Termasuk episod yang mengesanan di asrama sekaligus pelajaran pertama yang diajarkan IPB padaku.
Dengan menempatkanku di asrama dengan kamar yang dihuni oleh 4 orang. Tidak pernah terlintas dibenakku sebelumnya akan hidup berdampingan dengan orang selain Jawa Timur. Dan di IPB aku tidak hanya dihadapkan dengan orang Jawa saja bahkan orang luar jawa juga orang luar Indonesia. Sungguh pengalaman yang menarik yang mungkin tidak akan ku temui selain di IPB. Sebut saja Dilla, dia adalah teman sekamarku yang berasal dari Padang. Anna, dia juga teman sekamarku yang tinggal di Bojong Gede, Bogor. Ada juga Aeth, dia anak Jakarte yang juga teman sekamarku. Di kamar 16 inilah Lamongan, Bogor, Jakarta, dan Padang dipertemukan. Dengan background yang berbeda-beda ini kemudian kami satukan dengan kekuatan pertemanan. Perbedaan yang ada bukan menjadi hambatan kami untuk berteman namun menambah variasi pertemanan kami. Jikalau ada 'something', hal ini adalah proses pendewasaan yang indah karena proses ini dijalani bersama teman-teman sangat aku cintai.

Ingatan itu seakan mengalir dengan deras seiring dengan tangis yang tak dapat ku bendung
Setahun tidaklah waktu yang singkat untukku mencari pengalaman dengan kalian namun juga tidaklah waktu yang lama untukku hidup bersama kalian. Beberapa hari sebelum kita 'diusir' dari asrama benar-benar tidak ada bayangan di pikiranku akan jadi apa hari-hariku ketika tidak lagi sekamar dengan kalian.  Akan sangat sulit lagi berkumpul dengan kalian apalagi dengan suasana kamar 16 yang begitu berantakan dan rame. Rame akan musik dan rame akan canda tawa kita, termasuk perdebatanku dengan Anna. Ketika aku menulis kisah ini, adalah setelah aku melihat video yang sempat kita rekam bersama, bernyanyi bersama, makan bersama, gila bersama dan sebagainya. Aku benar-benar menangis, episode ini benar-benar mengharukan, lebih mengharukan dari pada kisah Wedding Dress atau My Girlfriend is Gumiho yang pernah kita tonton bersama. Kisah kita lebih indah, 4 gadis yang dipertemukan oleh takdir, berbagi dengan ketulusan, dan bersama dalam kekeluargaan.   Ketika menulis kisah ini adalah setelah aku mendengar lagu Antara Ada dan Tiada yang menjadi lagu kebangsaan kita. Ternyata aku lebih takut mendengar lagu perpisahan dari kalian daripada lagu ini yang dulu selalu membuatku menjerit ketika mendengarnya dan membuat kita ketakutan hingga tak berani ke kamar mandi sendirian. Lagu ini tak ada apa-apanya daripada lagu sumbang yang kita nyanyikan bersama namun dengan ketulusan hati untuk sahabat. Aku ingin mengulangi masa itu, duduk melingkar di lantai bermain kartu untuk menghilangkan kebosanan di tengah UTS yang menjerat; duduk melingkar di lantai untuk belajar bersama, kalkulus, PM, Bio, sosum, Fisika, dll untuk kita tuntaskan bersama; duduk melingkar di lantai untuk merayakan hari sakral kita dan berbagi kue bersama; dan duduk melingkar di lantai untuk makan, internetan, atau sekedar duduk-duduk mendengarkan cerita Dilla dengan Ek*, Anna dengan ge**tannya, atau pun Aeth dengan L*o, dan aku? dengan kalian tentunya hehe.  ingatkah kalian akan hari ketika kita males soga gedung kemudian kita mengunci pintu kamar atau kalau pun ikut kita mendengarkan narasumber hingga tertidur, ketika ada apel pagi kita sengaja untuk kembali tidur, ketika tidak bawa kunci atau males muter untuk ngambil jemuran, kita lebih memilih untuk memanjat jendela kamar? kenakalan yang aneh. Jangan kita ulangi lagi ya. Hari ini aku sangat kangen kalian. Selanjutnya pun aku bakal kangen banget sama kalian. Kangen berantem dengan Anna dan nyanyian tidurnya Anna iya Lu teh, kangen mendengarkan lagu Minang yang saingan dengan kentut Dilla juga kejahilannya yang teramat sangat kecek apo geh, kangen menghina Aeth si tukang tidur dan si jago ngomong 'rrrr' tabok lo dan juga si penyusup Tia yang suka memperlihatkan rambut panjangnya macam susanna. Aku juga bakal kangen sama kalian yang suka ngomentarin aransemen laguku (alibi orang yang gk hafal), ngomentarin rambut keritingku yang stylist banget juga kangen buat sms kalian "Lagi dimana? nitip makanan dong, nitip bubur kacang ijo, nitip martabak, nitip momogi, nitip ini nitip itu.."  hahaha. Mengingat semua hal itu membuat hatiku sesak tapi aku sangat bersyukur karena itu berarti aku sangat menyayangi kalian. Keluarga baruku, ingatlah perjumpaan kita. Bahwa kamar 16 adalah saksi bisu, kita pernah bersama. Kita yang saling belajar akan dunia yang belum pernah kita temui, tentang kita anak muda yang mencari jati dirinya. Terima kasih terima kasih terima kasih ku ucapkan. Atas kebahagiaan, kesedihan, kelapangan, kesempitan, keberuntungan, kecerobohan, keusilan, semuaaanya. Terima kasih atas kejutan yang kalian berikan di ultahku dan bonekanya, ah aku terharu akhirnya punya boneka juga. Bonekanya kasih nama apa ya? haha. Terima kasih juga atas kesabaran dan kelegaan kalian mau hidup berdampingan dengan seorang Vada yang penuh dengan kekurangan dan kemalasan. Mungkin aku belum bisa memberi apa yang kalian inginkan dariku, mungkin aku belum bisa menjadi teman terbaik kalian. Sekali lagi terima kasih dan maaf ku ucapkan. Kalian akan selalu kuingat sebagai keluarga baruku, teman terbaikku yang akan menjadi doa yang manis di setiap sujudku. Akan kumintakan Allah untuk menjaga kalian juga menjaga pertemanan kita.

Aku sangat bersyukur telah bertemu kalian...
oiya, aku juga mau berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi membuat film berdurasi satu tahun ini, buat kamar 17 Anyun dan Tia yang suka ngasih tumpangan buat aku yang gak bawa kunci, ngasih aku jajan waktu aku kelaperan akut, dan juga tetep setia mendengarkan kamar 16 yang sedang ngegalau, nyanyi, sampai tereak-tereak. Buat Isna, dan Rindang yang telah memberi pencerahan padaku bahwa Jawa dan Medan bisa akur juga. Terima kasih sudah memberi warna yang beda dalam film ini. Buat Septa yang suka ngasih info dan penagih iuran yang telah sukses bikin aku kere, terima kasih sudah menjadi Bulu lorong 2 yang baik. Buat SR ku yang cantik teh Yusni dan Teh Neneng, maapin kalo aku suka males soga gedung ma apel, tapi aku rajin soga lorong ma ngaji lorong kok teh, swear dee. hhehe. Terima kasih sudah menjadi SR yang sabar walaupun aku atau pun kami lorong dua masih jauh dari yang teteh harapkan. dan buat teman-teman yang lain yang belum aku sebut terima kasih sudah menjadi pemain-pemain yang 'apik'. Terima kasih juga buat ibu nasi ujung, ibu lontong sayur, ibu mamah, Abang soto mie, abang bakso, abang batagor, ma abang nasi goreng yang telah menyediakan konsumsi yang enak buat kami. KataDilla kalo suda sukses  kamar 16 reuninya di PGB. hhehe.

Sebetulnya banyak banget yang ingin aku tuis di sini. Tentang ulang tahun Dilla yang berantakan gara-gara dia usil, Aeth yang pernah ngelindur di kamar, atau tentang Anna yang pernah aku bikin nangis. Tentang lorong 2 yang pernah banjir juga lorong 2 yang galauers. hwaaaaaaa, banyak banget yang ingin aku tulis. Semoga segini sudah bisa mewakili kisah kita bersama. Sangat bersyukur kepada Allah bertemu orang-orang yang Luar biasa.. Subhanaallah.

Aku yakin kalian tidak akan pernah melupakan setiap episode Film yang telah kita buat di Asrama khususnya A1 lorong 2 kamar 16. Kita adalah bintang yang sesungguhnya. Bintang yang siap menerangi malam. Bintang yang memberi kehidupan dalam kegelapan. Aku yakin kita akan bersinar pada waktunya.

Sampai jumpa kawan, semoga kelak kita bisa Reuni di surga, Amiiinn

Buat Lo Triana Kusuma Lestari, Dwi Rizky Endriadilla, Margareth Dina Indriani, dan Fahmi Rahmatia. Gue Farichatul Ivada Kamar 16 , kalau berani ke kosan Gue, maen-maen yuuuuk.

No comments:

Post a Comment