Monday, March 3, 2014

Mereguk Ilmu dari Al Quran


Al quran adalah penghubung antara sang pencipta dengan hamba-Nya, Allah memerintah manusia untuk beribadah menyembah diri-Nya maka Allah memberikan petunjuk cara-caranya menyembah-menghambakan diri kepada–Nya melalui Al quran dan Al hadist.  Al quran merupakan kitab suci umat islam yang didalamnya terkandung pedoman hidup, sumber rujukan utama dalam ajaran islam. Dimana-mana kitab berisikan ilmu atau informasi.
Seperti buku sejarah kemerdekan indonesai misalnya, didalamnya memuat informasi peristiwa yang terjadi pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan, begitu pula dengan buku-buku lain misal biologi, fisika dan lain sebaginya, mereka memuat informasi atau ilmu yang berkaitan dengan bidang ilmunya masing masing, namun beda dengan kitab suci Al quran. Al quran adalah kitab suci terlengkap sepanjang jaman yang kesempurnaannya dijamin sendiri oleh Allah hingga akhir jaman kelak. Al quran tidak hanya memuat salah satu bidang ilmu saja namun keseluruhan ilmu yang ada dalam alam semesta.  Baik ilmu mengenai kehidupan peribadatan seperti aqidah, akhlak, fiqih dsb, sejarah para nabi dan alim ulama, pun ilmu mengenai penciptaan alam semesta beserta isinya.
Seperti kita ketahui bangsa barat sekarang tengah berada pada sekularisme-mempertentangkan antara agama dan ilmu pengetahuan. Mereka meyakini bahwa hampir tidak ada titik temu hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan. Di Eropa, Pada masa kekuasaan gereja tengah berada pada posisi puncak, Gereja memiliki kekuasaan mengatur kehidupan orang-orang Eropa baik pemerintahan maupun keilmuwan.  Bibel atau injil yang menjadi pedoman umat kristiani menyatakan bahwa nabi Adam diturunkan ke muka bumi setelah beliau memakan buah dari sebuah pohon terlarang. Pohon tersebut mereka sebut adalah pohon pengetahuan. Dari buah ini, mereka menyakini bahwa nabi Adam memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum beliau ketahui. Akibatnya Allah murka sehingga menghukum nabi Adam dengan menurunkannya dari surga ke bumi. Oleh karena itu, para uskup orang-orang gereja sangat  menentang segala bentuk ilmu pengetahuan, dan segala bentuk usaha mempelajari ilmu pengetahuan merekanggapa  dosa asal penyebab nabi Adam diturunkan  ke bumi yang harus dijauhi. Setelah pengaruh geraja semakin lemah, pemikir-pemikir barat mulai melepas belenggu dari kekuasaan gereja, mereka membalas dendam dengan cara mengambil sikap bertentangan dengan ajaran agama dan mencoba menekan pengaruh agama, mereka menganggap bahwa agama menjadi penghambat berkembangnya ilmu pengetahuan (diambil dari buku Al Quran the Ultimate truth).
Padahal jika mereka mempelajari tentang islam dan Al quran, mereka akan menemukan bahwa islam dan al quran sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu. Hal ini dapat dibuktikan bahwa ayat yang pertama kali diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad adalah QS. Al Alaq 1-5.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(Al-Alaq 96:1-5)
Perintah yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada hambanya adalah bukanlah ibadah untuk shalat, zakat, puasa dsb, namun Allah memerintahkan manusia untuk membaca hingga Allah mengulangkan sebanyak dua kali. Membaca ayat-ayat Allah baik yang termaktub dalam Al quran maupun yang tersebar di muka bumi atau alam semesta. Kenapa dengan membaca ? karena membaca adalah jendela, membaca berarti memperlajari, meneliti, mengambil hikmah, mentadabburi, dengan membaca maka ilmu kita akan bertambah, hikmah akan suatu pelajaran akan menambah kemantapan kita dalam beribadah.
Berbicara mengenai ilmu pengetahuan atau sains, Allah memerintahkan kita untuk membaca alam semesta, membaca ayat-ayat kauniyah. Seperti firman Allah:
“Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman". (Yunus/10:101)
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Fushshilat 4 1 :53)
Dalam Surat Yunus : 101 tersebut kita diperintahkan untuk memperhatikan langit dan bumi. Bulan, bintang, awan, petir dan segala kejadian yang terjadi di langit pun tanah tumbuhan manusia dan segala peristiwa yang ada di bumi. Seperti proses terjadinya hujan, dimualai dari evaporasi air yang ada di bumi baik sungai maupun lautan kemudian mengalami kondensasi membentuk awan, kemudian di tempat yang lembab akan turun hujan, air hujan akan menyuburkan tanah menyirami tanaman sehingga tidak gersang dan kekurangan air, semuanya jika kita mengambil manfaat dari kejadian-kejadian yang ada di langit dan dibumi maka semakin besar kekaguman kita kepada Dzat yang telah menciptakannya. Begitu pula dengan Q.S Fushshilat 4 1 :53), Allah tidak hanya memerintahkan umat manusia untuk mempelajari hal-hal di sekelilingnya saja namun dari diri kita sendiri, akan sangat banyak hal yang bisa dikaji, misalnya saja sel yang ada dalam tubuh kita yang di dalamnya mengandung kromosom dan material pembawa genetik, ketika terjadi mutasi diantara untaian-untaian kromosom itu maka akan terjadi perbedaan yang nyata pada diri manusia. Maha besar Allah yang telah mengatur itu semua.
“Dan perumpamaan-perumpamaan Ini kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mukmin. (Al Ankabut/29:43-44)
Pada  ayat ini Allah menerangkan bahwa hanya orang yang berilmulah yang dapat memahami perumpaman-perumpaman yang dibuat Allah. Perumpamaan-perumpamaan ini merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. Dari sini jugakita ketahui bahwa yang dapat dilihat dan diteliti manusia hanyalah perumpaman-perumpaman atau tanda-tanda kekuasaan Allah. Perumpaman-perumpaman ini pun belum semua dapat kita teliti/kaji, perumpaman ini hanyalah bagian kecil dari kekuasaan/ilmu Allah  maka tidaklah bisa kita bayangkan kekuasaan/ilmu Allah yang sebenar-benarnya.
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Mujadillah:11)
Karena pentingnya ilmu pengetahuan maka Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan juga berilmu. Menarik di sini Allah menggunakan kata hubung “dan” dalam ayat untuk menerangkan karakter orang yang akan ditinggikan derajatnya. Dalam logika matematika, ketika operator “dan” digunakan maka pernyataan akan bernilai benar jika kedua premis bernilai benar. Dapat disimpulkan Allah akan meninggikan derajat manusia jika dan hanya jika manusia tersebut memiliki 2 karakter tersebut yakni beriman juga berilmu. Pada ayat pertama yang turun yakni al-Alaq ayat 1, Allah menurunkan perintah untuk membaca dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan, Iqra bismirobbikal ladzi khalaq. Dari sini dengan jelas dapat kita hubungkan bahwa antara orang yang beriman dan berilmu sangatlah erat kaitannya.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran : 119)
Tidak seperti pada QS (Al Mujadillah:11) Allah berfirman bahwasanya orang yang memahami perumpamaan-perumpamaan yang dibuat Allah hanya bisa dipahami oleh orang yang berilmu dengan korelasi terhadap orang yang beriman dibuat tersirat, namun pada QS. Ali Imran : 119 di atas Allah menerangkan dengan jelas secara tersurat bahwa orang berakal adalah orang-orang mengingat Allah dalam keadaan apapun yang artinya dia beriman serta  orang tersebut memikirkan penciptaan langit dan bumi yang artinya dia berilmu. Maha Suci Allah, yang tidak hanya mengajarkan hamba-Nya ibadah ritual saja tetapi juga ilmu pengetahuan. Perpaduan antara  hati (dzikir) dan akal (ilmu) yang akan menyelamatkan kita di dunia dan di akherat. Dan tidak ada sesuatu pun ciptaan Allah yang sia-sia kecuali kita belum bisa menemukan kegunaannya. Seperti halnya dulu kotoran hewan, kita anggap hanya sekedar kotoran yang harus dibersihkan dari kandang, namun dengan proses berfikir akhirnya kotoran ini dapat dipergunakan untuk sesuatu yang sangat bermanfaat dalam pertanian yakni pupuk kandang jika diolah dengan benar. Begitulah ciptaan/ilmu Allah jikalau pun kita kaji semua yang ada di sekitar kita niscaya akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa menyelesaikan.
Dapat disimpulkan antara Al Quran dan ilmu pengetahuan sangat erat hubungannya. Al quran sebagai kitab yang berisikan pedoman dalam beribadah juga pedoman dalam hidup keseharian umat Islam dapat menyukseskan kehidupan dunia dan akherat. Dan lebih dari itu, Al Quran tidak hanya berguna untuk umat islam saja tapi juga untuk seluruh umat manusia yang berilmu karena di dalamnya sarat akan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Dan harusnya ketika orang bisa mengambil hikmah dari Al Quran, maka imannya pun haruslah bertambah. Semoga kita termasuk yang imannya bertambah ketika dibacakan Al quran.


KLIKVADA
Bacalah dengan menyebut nama Tuhan-Mu
Maret – Skripsi on Fire

No comments:

Post a Comment